NOLKILO - Saya lebih suka menggunakan akun Email Gratis seperti :
Beberapa kali saya mempunyai pengalaman tidak mengenakkan ketika harus mengirimkan email penawaran ke salah satu big client eh ternyata email tersebut 'balik maning, son!' - Email tertolak karena akun email klien yang menggunakan alamat perusahaan ternyata (mungkin) penuh atau sedang menjalani perawatan rutin sehingga sementara akses masuk tertutup.
Saya yang saat ini bergantung pada koneksi internet tentu saja sangat membutuhkan respon cepat dan akurat terhadap nasib email yang saya kirimkan atau yang seharusnya saya terima dari konsumen yang membutuhkan produk UKM yang saya tawarkan di dunia maya. Jika email nyasar maka tentu saja ada rejeki yang terbuang melayang sia-sia dipatok ayam tetangga.
Akun email resmi perusahaan swasta tentu saja lebih berkelas dan bisa menunjukkan identitas perusahaan dibandingkan akun Email Gratis. Tetapi ya perawatan harus rutin dilakukan agar si pengguna merasa nyaman dan aman dari kemungkinan ada maling nakal yang iseng jahil dan merusak sistem server.
Mungkin sebaiknya setiap orang (apalagi bagian marketing pemasaran) mempunyai beberapa email sebagai backup alias cadangan ketika ada gangguan system. Saya menggunakan kedua alamat Email Gratis di atas untuk antisipasi segala kemungkinan terburuk. Jika masih error juga ya fasilitas BBM (BlackBerry Messenger) bisa ditambahkan sebagai pelengkap agar tetap bisa berkomunikasi dengan target konsumen dan relasi bisnis.
Ini jaman digital, bro!
Banyak pekerjaan penting yang bisa diselesaikan dengan saling berkirim data konten digital. Kita tidak perlu lagi menulis, nge-print atau nge-fax surat menyurat yang menggunakan kertas hardcopy. Mungkin untuk kasus penting dan mendesak, hardcopy baru dilakukan. Selebihnya ya manfaatkan saja softcopy sebagai sarana penghematan yang efektif dan efisien.
Itu sih menurut saya, mungkin juga anda mempunyai pendapat yang berbeda. Semua kembali ke laptop eh diri kita masing-masing. Benar begitu?
mail.google.comMenurut saya, fasilitas Email Gratis tersebut cukup nyaman digunakan dengan kapasitas yang lumayan besar dan kemampuan menangkap kiriman 'email spammer' yang bisa diandalkan.
mail.yahoo.com
Beberapa kali saya mempunyai pengalaman tidak mengenakkan ketika harus mengirimkan email penawaran ke salah satu big client eh ternyata email tersebut 'balik maning, son!' - Email tertolak karena akun email klien yang menggunakan alamat perusahaan ternyata (mungkin) penuh atau sedang menjalani perawatan rutin sehingga sementara akses masuk tertutup.
Saya yang saat ini bergantung pada koneksi internet tentu saja sangat membutuhkan respon cepat dan akurat terhadap nasib email yang saya kirimkan atau yang seharusnya saya terima dari konsumen yang membutuhkan produk UKM yang saya tawarkan di dunia maya. Jika email nyasar maka tentu saja ada rejeki yang terbuang melayang sia-sia dipatok ayam tetangga.
Akun email resmi perusahaan swasta tentu saja lebih berkelas dan bisa menunjukkan identitas perusahaan dibandingkan akun Email Gratis. Tetapi ya perawatan harus rutin dilakukan agar si pengguna merasa nyaman dan aman dari kemungkinan ada maling nakal yang iseng jahil dan merusak sistem server.
Mungkin sebaiknya setiap orang (apalagi bagian marketing pemasaran) mempunyai beberapa email sebagai backup alias cadangan ketika ada gangguan system. Saya menggunakan kedua alamat Email Gratis di atas untuk antisipasi segala kemungkinan terburuk. Jika masih error juga ya fasilitas BBM (BlackBerry Messenger) bisa ditambahkan sebagai pelengkap agar tetap bisa berkomunikasi dengan target konsumen dan relasi bisnis.
Ini jaman digital, bro!
Banyak pekerjaan penting yang bisa diselesaikan dengan saling berkirim data konten digital. Kita tidak perlu lagi menulis, nge-print atau nge-fax surat menyurat yang menggunakan kertas hardcopy. Mungkin untuk kasus penting dan mendesak, hardcopy baru dilakukan. Selebihnya ya manfaatkan saja softcopy sebagai sarana penghematan yang efektif dan efisien.
Itu sih menurut saya, mungkin juga anda mempunyai pendapat yang berbeda. Semua kembali ke laptop eh diri kita masing-masing. Benar begitu?
No comments:
Post a Comment